Gelombang yang merupakan bagian dari Supernova, akhirnya lahir pada tanggal 17 Oktober 2014. Terbungkus cover hitam seperti edisi new cover Supernova lainnya, dengan lambang ‘Gelombang’ berwarna merah. MISTIS ! Begitu membuka halaman 1 : Edisi Supernova Episode : Gelombang Bertanda tangan Dee Lestari Dicetak sebanyak 2014 eksemplar. Buku ini adalah buku ke- 1385/2014 UNIK ! Membaca setiap tulisan Dee seperti mengalami distraksi. Otak dipaksa untuk fokus mencerna setiap informasi baru. Jiwa seolah memasuki dimensi lain yang tidak kita kenal sebelumnya. Semakin lama mengikuti alur cerita, saya merasa seperti berada di dunianya James Redfield atau Paulo Coelho. Saya curiga, jangan – jangan jiwanya Dee tertukar dengan salah satu dari mereka sewaktu menyusun Gelombang. Spiritualitas dan sains masih menjadi bahan utama yang berhasil diolah oleh Dee menjadi ‘cupcakes’ menggemaskan. Mungkin bisa dibilang Dee merupakan satu – satunya penulis Indonesia yang membawa kecerdasan spiritual ke dalam bentuk cerita fiksi (Romo Sindhunata SJ juga sering mengangkat tema spiritual tapi beda genre). Setiap kata – katanya penuh makna dan bukan sekedar aksesoris untuk memperpanjang cerita. Pembaca pun merasa seperti ‘mengunyah karbohidrat rendah lemak’. Penuh, kenyang namun tidak membuat badan melar. Dee seakan tahu candu jenis apa yang sanggup membuat pembacanya merasa ketagihan bertahap, tanpa membuatnya over dosis. Mengambil latar belakang kehidupan masyarakat Batak asli, Dee menghadirkan tokoh Alfa Sagala. Seorang laki – laki kecil biasa yang memiliki kehidupan luar biasa. Kehidupannya berubah sejak diadakannya upacara Gondang. Malam – malamnya menjadi malam panjang sebagai ajang pertaruhan nyawa. Jaga Portibi, seorang sosok penting di dalam kehidupan masyarakat Batak terus menghantuinya dan menimbulkan tanda tanya besar. Alfa semakin mengalami perubahan hidup drastis semenjak pindah ke Amerika. Berbagai kejadian yang dia alami di alam mimpi, membawanya ke sebuah tempat di Tibet. Selain mengisahkan tentang Alfa Sagala, Gelombang juga memberi setetes air bagi pembaca yang haus akan kelanjutan kisah Gio dan Diva. Memuaskan? Tentu tidak. Tetesan air yang diberikan Dee justru menjadikan pembaca mengalami dehidrasi sepanjang penantian menunggu buku keenam yang berjudul Intelegensi Embun Pagi. Gelombang dicetak sebanyak 2014 dan masing – masing pembaca akan tahu menjadi bagian keberapa dari Gelombang. Saya merasa beruntung menjadi bagian ke 1385. Sekedar otak atik angka : 13 8+5 = 13. Bingo ! My fav number. Sistem preorder yang dirancang oleh Dee tampaknya diikuti oleh banyak peminat. Begitu juga dengan promosi tepat di hari kelahiran Gelombang 17 Oktober 2014 yang menghadirkan si Jaga Portibi dengan kostum hitam – hitam. Otomatis alam berkonspirasi menjadikan hari itu sebagai hari bersejarah untuk Gelombang. Kicauan di Twitter dengan hastag #Gelombang1710 ataupun #GelombangBegadang memenuhi linimasa. Malam itu, bisa saya bilang sebagai hari Begadang Nasional. Seandainya saya bisa bertemu dengan Dee, mungkin saya akan bertanya : Tidak berminat membuat Gerakan Membaca Nasional? Dee juga menyisipkan virus intelegensi bagi pembaca setianya dengan menghadirkan tempat – tempat yang terdengar asing namun menarik bagi para petualang. Pengambilan setting seperti Rio Tambopata, Vallegrande, Bahuaja-Sonene membuat pembaca jadi penasaran, seperti apakah tempat itu. Untungnya ada mbah Google. Ditambah bonus pengetahuan bahasa dengan catatan kaki yang dapat dipelajari pembaca. Contohnya, satu sisipan bahasa asing di hal 4 : "Tapi harus ada yang berani mengatakannya kepadamu. Se acabo. It's over." Dee memberikan catatan kaki untuk Se acabo yang berarti sudah berakhir. Pengulangan kata dengan makna yang sama namun dalam bahasa yang berbeda, Se acabo. It's over, seperti bentuk penekanan. Setelah kata se acabo diulang di hal 6, pembaca sudah tahu artinya dan 1 kata baru dalam bahasa asing sudah terserap. Well done ! Selain bahasa asing, Dee juga menyisipkan bahasa Batak untuk menguatkan cerita dengan setting di kampung leluhurnya sendiri. Berikut beberapa daftar pelajaran bahasa dari Dee : Minhasol = Matahariku (hal 6) (pernah diperkenalkan Dee di buku Supernova : Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh). Nevoa da Meia-Noite = Kabut tengah malam (hal 16) Dobroyote ootro. Izvinite = Selamat pagi. Permisi (hal 129) Ostavit yego v pokoye = Tidak usah ganggu dia Geojitmal aniya. Igeoseun naega gajin jeonbu imnida = Saya tidak bohong. Cuma ini yang saya punya (hal 131) (Rasanya saya ingin tertawa ngikik membayangkan Dee terkena syndrome K-pop) Eotteohke hangugeoreul baewosseoyo? = Bagaimana caranya kamu belajar bahasa Korea? Naneun hangug deuramareul bogi johayo = Saya suka menonton drama korea Oye, nino bonito = Hei cowok ganteng Tio = Paman El es un hombre viejo = Dia orang tua Mierda = Omong kosong Cobarde = Pengecut Nuevo = Katakan sekali lagi En sus marcas = Sesuai aba - aba Muhas olvidado? No se preocupe, Rodrigo. No me interesa = Sudah lupa? Jangan khawatir, Rodrigo. Aku tidak tertarik Huta = Kampung Pamuhai = Tetua yang dipercaya untuk membuka / menyelenggarakan upacara adat Gondang = Musik ansambel batak yang dipadukan dengan tari tor tor, dimainkan pada upacara dan perayaan khusus Ama ni = Bapaknya Marsarune = Memainkan serunai Arsik = Masakan khas Batak menggunakan bumbu antara lain kunyit, serai, lengkuas, andaliman Parsarune = Pemain serunai Begu = Hantu Sikit = Sedikit Pelean = Sesajen Bolon = Rumah panggung khas adat Batak dengan atap melengkung di bagian depan dan belakang Begu ganjang = Hantu panjang yang dipelihara untuk kepentingan guna - guna dan sihir hitam lainnya Hariara = Pohon beringin yang dikeramatkan Sikit kali = Sedikit sekali Haminjon = Kemenyan Bukkulan jabu = Langit - langit Suru - suruan = Malaikat Bona ti tusam = Pohon pinus Sumangot = Arwah Las ni roha ni Debata = Terpujilah Tuhan Amangoi amang = Ungkapan untuk menyatakan rasa sesal Pangulubalang = Benda yang diberi kekuatan mistis dan bisa melakukan apa pun perintah tuan / pemiliknya Mauliate = Terimakasih Inong = Ibu Simatua = Mertua Ise na ro? Ise do si emfe = Siapa yg datang? Siapa itu si emfe? Parhutaan = Perkampungan I do ate = Bukan begitu Marende = Bernyanyi Lapo = Restoran Batak yang menjual tuak dan makanan khas Batak Ise do? = Siapa itu? Anak siampudan ni Sagala suan Sianjur Mula - Mula = Anak bungsunya Sagala dari Sianjur Mula - Mula Lae = Panggilan untuk sesama lelaki Ito = Panggilan yang bermakna kakak/adik Olo = Baik/mengiyakan Dee juga menghadirkan pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia, yaitu suku Batak dengan membahas mengenai adat, bahasa dan tempat kejadian cerita di keping 44. Tentu saja, Dee mengadakan riset terlebih dahulu demi keakuratan data. Rasanya seperti membaca buku pelajaran antropologi. Gelombang pembaca pun saling bergulung - gulung, seakan berlomba menuntaskan kisah Alfa Sagala. Ada yang sanggup khatam 5 jam, 6 jam, kurang dari 24 jam. Sementara saya malah menikmati waktu bersama Alfa hingga ke tanda baca. Dear Alfa, Aku rela menjadi Omega demi memahamimu meskipun tak nyata. Regards, Another alien in this Earth @Cezza13 |
1 Comment
Pernahkah Anda mendengar tentang kisah Yesus berjalan di atas air? Anda bisa membacanya di Injil Matius 14: 22 - 33. Ada bagian yang menarik dari kisah ini. Suatu hari, para murid berada di perahu dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Ketika murid - murid Yesus melihat-Nya berjalan di atas air, seorang murid yang bernama Petrus berkata : (28) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." (29) Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (30) Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" (31) Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Setelah membaca ayat di atas, mungkin sebagian dari kita akan menertawakan kekonyolan Petrus. Padahal, tanpa sadar, kita sering menjadi Petrus : 'menantang' Yesus dan ciut nyali ketika Dia menjawab tantangan kita. Gelombang laut dan angin sakal dianalogikan sebagai permasalahan dan pergumulan kita. Dalam keterbatasan menghadapi semua itu, kita meminta Tuhan datang dan menolong. Namun, Tuhan seringkali datang bukan dalam bentuk solusi gamblang. Pada persoalan 7 x 7 lalu Tuhan menjawab 49. Bukan seperti itu cara kerja-Nya. "Apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kita meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu hal yang tidak mungkin. Tidak ada yang mustahil bagi-NYA, hanya kita yang kurang percaya. "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Ada berapa banyak dari kita juga kurang percaya bahwa Tuhan akan turun tangan membantu kita? Saya salah satunya. Ketika menghadapi hal yang sudah (terlanjur) complicated karena selama ini saya mengandalkan kemampuan diri sendiri, saya diminta untuk 'berhenti'. Ps Lee Burn (waktu konser Hillsong) berkata : "You can't control of everything. You can't control. Surrender to God." Kotbahnya menyadarkan saya, bahwa kekuatan saya tidak mampu mengatasi semua hal yang sudah terjadi. Ketika kita sudah mencapai batas kemampuan, seharusnya kita (dengan sadar) menyerahkannya pada Tuhan. Let Jesus take the control. Mengapa Tuhan menciptakan masalah? Mengapa Tuhan mengijinkan kita salah langkah? Semua terjadi atas seijin-Nya dan semua diijinkan terjadi agar terlaksana rencana-Nya. Tuhan layaknya seorang Bapa, akan terus mengawasi anaknya belajar berjalan. Bukan dengan terus - terusan menuntunnya, tapi Dia perhatikan setiap langkahnya. Ketika kita jatuh, Dia akan menolong, membantu kita bangkit dan kembali mengajari kita bagaimana cara berjalan. Bahkan, ketika kita berjalan ke arah yang salah, Dia tidak tinggal diam. Dibimbing-Nya kita kembali, into the right direction. Saat ini, jika kita merasa hilang arah dan salah langkah, be still, Dia akan memanggil kita. Our feet may fail but Jesus Never Give Up. Saat ini, jika kita merasa di batas kemampuan, be surrender, Dia akan mengambil alih. We have limited capability but His power has no limit because He is God. Saat ini, jika kita tidak yakin bahwa Dia ada, be faith, Dia akan mengutus Roh Kudus memenuhi hati kita. We was lost and now we are found because He loves us and His love never fail. The song from Hillsong - Oceans may reflection my articles and my real life. How Jesus teach me to : -Surrender -Grow my faith -Be peace, be calm No other name in this world like Jesus, so I always singing : You call me out upon the waters The great unknown where feet may fail And there I find You in the mystery In oceans deep My faith will stand And I will call upon Your name And keep my eyes above the waves When oceans rise My soul will rest in Your embrace For I am Yours and You are mine Your grace abounds in deepest waters Your sovereign hand Will be my guide Where feet may fail and fear surrounds me You've never failed and You won't start now So I will call upon Your name And keep my eyes above the waves When oceans rise My soul will rest in Your embrace For I am Yours and You are mine [6x] (Mantra ajaib saya :p) Spirit lead me where my trust is without borders Let me walk upon the waters Wherever You would call me Take me deeper than my feet could ever wander And my faith will be made stronger In the presence of my Savior I will call upon Your name Keep my eyes above the waves My soul will rest in Your embrace I am Yours and You are mine @Cezza13 When Jesus never give up on me, Spirit lead me to trust without border.
Suatu hari, saya membuat perjanjian dengan Tuhan (menyambung postingan sebelumnya). Semua terjadi begitu saja. Sambil melihat ke arah panggung dimana para personil Hillsong College performance, saya bilang : Jika saya bisa bernyanyi, saya mau menyanyi buat Tuhan - Hal yang impossible karena suara saya acak kadut. Saya nggak pernah berani nyanyi di depan umum, kecuali di Gereja sebagai umat atau di ruang karaoke. Clear? Jika saya bisa main musik, saya mau main musik buat Tuhan - It was sounds like a joke, karena alat musik pun saya nggak punya, apalagi bisa main musik Jika saya bisa menulis, saya mau nulis buat Tuhan - Saya sering menertawakan diri saya sendiri. Saya memang memiliki mimpi jadi seorang penulis. Impian yang lucu karena saya bahkan merasa tulisan saya useless, bored, nggak pernah ngikutin trend para penulis masa kini. Kalau melihat postingan saya yang lain, maka bisa dilihat seberapa sering saya gagal menulis. See? But, Jesus Never Give Up on Me. Saya yang membuat janji, namun DIA yang menepati. Nyanyi? For the 1st time, 11 Okt 2012 di misa pemberkatan pernikahan mbak Yola (seorang teman) saya menyanyi di altar karena didapuk jadi lektor dan pembaca doa umat. It was shocking me karena sebelumnya cuma dibilang jadi lektor. Memang lagunya hanya 1 kalimat : "Marilah kita mohon", tapi nggak se-sepele itu kenyataannya. Berikutnya di bulan Januari 2014, saya menjadi Tour Leader dan membawa rombongan ke Tanah Suci. Saat itu, selain menjadi Tour Leader, saya juga berfungsi sebagai pemimpin lagu dan lektor sekaligus. Yup it was a miracle. Main musik? Saat ini, saya sedang mengikuti kursus musik di HOME (House of Music Education). Beruntungnya saya dapat pengajar yang 'mengerti'. Sinkronitas itu terjadi ketika suatu hari saya disodori kertas dan diminta untuk memainkan nada - nada yang tertulis. Surprised, itu lagu Hosanna - Hillsong. Perfect ! Semoga suatu saat, saya bisa memainkan lagu Hosanna full version. Nulis? Beberapa tulisan saya akhirnya dimuat di DetikTravel. Lucunya, akhir - akhir ini, saya hanya bisa menulis tentang pengalaman di Tanah Suci. Maunya Tuhan apa? Hahaha... Refleksi atas apa yang sudah terjadi, membuat saya bertanya ; is it for real? Tanpa sadar, semua kejadian mengarahkan saya untuk menepati janji saya sendiri. Saya sebagai manusia tidak mampu untuk melakukan semuanya, hingga Tuhan mengutus Roh Kudus untuk menuntun. Apakah Tuhan sudah melakukan sesuatu untuk Anda hari ini? @Cezza13 |
AuthorLove writing Archives
July 2017
Faith, It doesn't make things easy. It makes them possible |